Ad Code

Responsive Advertisement

Dikenal Ketat, 80 Persen Tahanan di Penjara Ini Masuk Islam

Penjara adalah tempat yang menyeramkan bagi sebagian orang. Pada dasarnya, penjara berfungsi untuk membina para pelaku kejahatan dan tak jarang mengajarkan mereka keterampilan agar siap dilepas kembali ke masyarakat. Namun, banyak cerita yang berkembang di masyarakat mengenai kehidupan yang kejam dalam pernjara, mulai dari keamanan dan peraturan yang ketat hingga menyebabkan depresi bagi para penghuninya.

Hal yang sama juga berlaku pada sebuah penjara di New York. Penjara bernama Sing Sing Correctional Facility termasuk dalam kategori 50 penjara paling mengerikan di dunia. Bagaimana tidak, keamanannya dijaga sangat ketat dengan hukuman yang berat. Tercatat 614 narapidana telah dihukum mati di penjara ini menggunakan metode kursi listrik.

Di balik kengeriannya, ada sebuah fakta unik di balik jeruji besi penjara Sing Sing. Dikutip dari New York Times, saat ini penjara Sing Sing dihuni oleh sekitar 1600 narapidana dengan mayoritas terlibat kasus pembunuhan. Setelah masuk ke penjara Sing Sing, sekitar 80 persen narapidana menyatakan diri masuk Islam. Lantas, apa yang menyebabkan mereka memeluk agama Islam?
Narapidana muslim sedang sholat berjama'ah
sumber : New York Times
Awalnya, dari seluruh napi hanya 11 persen yang memeluk Islam. Sungguh sangat menggembirakan jumlah muslim di penjara Sing Sing terus bertambah dari tahun ke tahun karena banyaknya napi yang menjadi mualaf.

baca juga : Kisah Sofea Putih, Transgender Malaysia yang Bertobat

Mau tak mau, harus diakui bahwa citra Islam di Amerika masih belum diterima dengan baik sepenuhnya. Menjadi muslim di dalam penjara yang didominasi non muslim tentu menjadi hal yang berat bagi para narapidana muslim. Para napi muslim sering menerima diskiminasi dan citra buruk dari sesama napi, dan hal tersebut makin memuncak pada bulan Ramadhan. Para napi muslim merasa kesulitan menjalankan ibadah puasa karena jadwal penjara yang kaku.
Penjara Sing Sing yang dikenal ketat
sumber New York Times
Pada tahun 2012, atas gugatan seorang napi, penjara Sing Sing pun mulai menyesuaikan jadwal agar para napi muslim dapat menjalankan ibadah puasanya dengan tenang. Pihak Sing Sing juga menyediakan sebuah mesjid memberikan jadwal khusus untuk sholat 5 kali sehari, serta memberikan fasilitas untuk sahur dan berbuka di bulan Ramadhan. Napi non muslim pun melihat betapa disiplinnya para napi muslim dalam menjalankan ibadah. Hidup mereka begitu teratur dan jauh dari depresi walau tinggal di balik jeruji besi.

Imam penjara Sing Sing bernama Jon Young mengatakan, kedisiplinan adalah hal yang tidak dimiliki para narapidana itu sebelumnya. Sedangkan islam adalah agama yang sangat disiplin sekaligus menenangkan. Para napi menemukan ketenangan setelah terbiasa disiplin dengan berbagai kegiatan di penjara. “Islam itu disiplin, suatu hal yang tidak mereka miliki sebelumnya,” ungkap Jon Young. “Dengan Islam, mereka memahami arti sebenarnya dari sebuah persaudaraan. Mereka saling melindungi," lanjut Young.
Narapidana mualaf di penjara Sing Sing
sumber : New York Times
Kini, semakin banyak narapidana yang menyatakan diri masuk Islam. Para napi mualaf mengakui bahwa hidupnya terasa lebih tenang dan bermakna setelah memeluk Islam. Islam di penjara Sing Sing ibarat cahaya yang mempertemukan mereka dengan Allah. Saat Ramadhan tiba, kehangatan Islam makin terasa di penjara Sing Sing. Suasana sahur dan berbuka selalu ramai, bahkan para napi non muslim pun tak segan membantu dan ikut bersantap bersama.
suasana berbuka puasa di penjara Sing Sing
sumber : New York Times
Salah seorang napi, Ivan Seabrooks yang sudah menghuni Sing Sing selama 13 tahun kini telah menjadi mualaf sejak 6 tahun lalu.Ia mengatakan, dulu ia adalah orang yang pemarah. Namun Islam mengajarkannya untuk menjaga kesabaran dan tetap optimis. Kini setelah keluar dari penjara, ia ingin memulai kehidupan yang baru. Ia bahkan melanjutkan pendidikan sarjananya yang telah lama terbengkalai karena terjebak di dunia hitam. 

baca juga : Yuk Kenalan dengan 3 Muslim yang Bekerja di Gedung Putih

Dampak positif pun dirasakan oleh keluarga para napi. Mereka mengungkapkan bahwa setelah memeluk Islam, para napi menjadi lebih tenang, tidak lagi berkata kasar dan lebih sering berdo'a. hal tersebut sangat disyukuri oleh pihak keluarga dan mereka berharap agar para napi terus berubah menjadi lebih baik.

Post a Comment

1 Comments

Close Menu