Ad Code

Responsive Advertisement

6 Perairan Paling Beracun di Dunia, Salah Satunya Indonesia

Air adalah unsur terbesar yang ada di bumi. Air menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan kita, mulai dari kebutuhan minum, mandi, hingga transportasi. Mengingat betapa pentingnya peran air bagi kehidupan, tak seharusnya kita mencemari sumber air dengan menjadikannya tempat pembuangan sampah atau limbah industri.

Namun, nampaknya tak semua orang mengamini hal tersebut. Masih banyak orang yang kurang mempedulikan kebersihan sumber air, hingga membuatnya tercemar bahkan mengandung kadar racun yang tinggi. Dilansir oleh The Richest, terdapat beberapa perairan yang memiliki kadar racun paling tinggi di dunia yang diakibatkan oleh pencemaran, dan salah satunya ada di Indonesia. 

baca juga : Benarkah Anak Kecil Bisa Melihat Hantu? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Uniknya, beberapa perairan tersebut justru terlihat sangat indah dan membuat Anda tak menyangka akan bahaya yang terkandung di dalamnya. Penasaran? Berikut informasinya.

Rio Tinto, Spanyol



Sungai Rio Tinto yang mengalir di pegunungan Andalusia ini dianggap sebagai asal dari Copper Age dan Bronze Age. Tempat ini asangat kaya akan berbagai logam berat seperti emas, perak, dan tembaga. Karena penambangan habis-habisan, tempat ini kemudian tercemar, bahkan warna airnya pun berubah menjadi merah seperti besi yang berkarat. Sungai ini sangat asam dan beracun sehingga berbahaya bagi makhluk hidup.

The Blue Lagoon, Inggris



Mungkin Anda tak akan percaya bahwa pemandangan indah ini ternyata sangat beracun dan berbahaya. Laguna Biru ini dulunya adalah tambang kapur, yang kini mengandung racun yang sangat berbahaya seperti amonia. Dengan kadar pH 11,3, air di di laguna ini sama berbahayanya dengan pemutih pakaian jika terkena mata dan kulit. Di dalamnya juga terdapat bangkai mobil, binatang mati, dan berbagai jenis sampah. Karena pemandangan indah ini, banyak turin berdatangan dan mengabaikan bahaya yang mengancam. Situs ini akhirnya ditutup pada tahun 2013 dan menjadi daerah terlarang.

Newton Creek, Amerika Serikat



Sungai yang mengalir membelah kota New York ini mungkin terlihat cukup indah dan menenangkan. Jangan salah, sungai yang dikenal dengan nama Newton Creek ini menyimpan banyak racun yang sangat mematikan. Selama revolusi industri, sungai ini menjadi sasaran pembuangan berbagai limbah industri selama bertahun-tahun. Walaupun sudah mengalami proses normalisasi, Newton Creek selalu berubah memerah setiap kali hujan turun, yang menandakan limbah beracun masih belum bersih sepenuhnya.

Sungai Citarum, Indonesia



Sungguh sangat disayangkan sungai terbesar di Jawa Barat ini juga masuk ke dalam daftar perairan paling beracun di dunia. Pada tahun 2013, organisasi Green Cross Switzerland mencatatkan Citarum sebagai salah satu dari 10 tempat paling beracun di dunia. Hal ini memang bukan permasalahan baru, Citarum sudah tercemar karena sampah dan limbah industri oleh sekitar 500 industri kecil dan menengah di sekitar Citarum. Pada tahun 2008, pemerintah menggelontorkan dana hingga $500 juta untuk pembersihan sungai Citarum.

Sungai Yamuna, India



Sungai Yamuna memiliki makna yang penting bagi umat beragama di India setelah sungai Gangga. Sungguh ironis sebab sungai ini sangat tercemar hingga warnanya berubah menjadi hitam dan berbusa. Sungai ini bahkan tak bisa ditinggali oleh ikan dan makhluk air lainnya.

Danau Karachay, Rusia



Walau terlihat indah, berdiri di pinggir danau ini saja bisa membuat Anda mati perlahan karena efek radiasi nuklir yang tersimpan di dalamnya. Terletak di pegunungan Ural, danau ini menjadi sarang pembuangan limbah nuklir selama puluhan tahun. Penduduk sekitar Danau Karachay banyak yang terlahir cacat, menderita leukemia, hingga penyakit mengerikan lainnya yang disebabkan oleh radiasi nuklir.

baca juga : Ini Alasan Mengapa Bedak Bayi dapat Sebabkan Kanker

Sungguh sangat disayangkan 6 perairan di atas justru menjadi sumber racun yang mematikan. Hal ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu menjaga sumber air agar tidak tercemar, sehingga mampu bertahan untuk memberikan kehidupan bagi anak cucu kita di masa depan.

Post a Comment

0 Comments

Close Menu